Sepotong Catatan yang belum tuntas…
tiba-tiba engkau datang mengendarai kabut
Tubuhmu berwarna putih berbalut kabut
Tapi tak seorangpun melihat persis wajahmu, tidak juga aku
Tiba-tiba kau menebar hawa dingin dalam alam yang basah
Hingga semua alam terpekur dalam sejuk
Tapi tetap wajahmu tak kelihatan
Sebab engkau bergaun kabut…
Dalam bait pelan pernah engkau menulis:
Hari-hari terasa menjadi cerah dibulan yang basah.
Meski kabut sering kali turun membawa hawa dingin dalam bentuknya yang putih laksana kapas yang diberaikan alam Dingin, sejuk dan putih.
Sebuah rasa dan warna yang dipastikan membingkai kesan dan rasa siapapun.
Suasana ini menyatukan aku dalam laksa rindu yang penuh, berat dan panjang di bulan Maret.
Rindu yang menghentak kesadaranku pada dia yang sekarang entah ada dimana?..
Pernah satu waktu, engkau kisahkan rindumu
Dan aku tau dibenakmu ada ribuan lipatan lembar-lembar esai rindu yang tak usai
Dan Maret kini menjelma lagi
Bulan yang penuh dengan kisah manusia-manusia yang merindu
Rindumu menjadikan rindukU bercerita…
Sinjai, 2009
No comments:
Post a Comment