Saturday, December 26, 2009
BLINK
Kata bijak dirangkai pagi sekali;
Jadi sekedar salam pembuka
Atau memancing inspirasi
Atau menjawab 'apa yang kita pikirkan'!!!
Atau, atau....
Tapi kapan manusia membiasakan diri menjelma aksi bestari?
Biarkan diri kita berkata lalu berbuat
Atau lebih baik berbuat tanpa kata
Menjadi bisu lebih berharga bila kita yakin bisu sama dengan Surga
CINTA selamat datang
selain DIA biarkan dia pergi..
MksFB, Desember 2009
Tong Sampah 6/12/09
Lalu manusia berpikir bumi dibanting berpuluh-puluh
Yang PERTAMA karena cinta
Yang lain karena ingin
Tercipta karena cinta
Terhancur karena selain cinta...
CINTA selamat datang, selain DIA biarkan dia Pergi….
MksFB, Desember 2009
AKU DI WAKTUMU
Karena waktu = gerak
Maka aku selalu diintimidasi ke-harusan gerak
Aku dipaku pagi, siang, sore dan malam
Kadangkala waktu = diam
Karena esok seperti itu adanya, kembali…
Peristiwa yang selalu berulang
membatas hukum waktu menjadi reduktif, dibenakku…
Mewaktu meng-universal
Sedang aku ingin diselimut partikuler
Mesti tunduk dengan hukum-Nya adalah kewajiban
Ruang di mana aku protes disitu ada celah menghamba
Kealfaanku dikelilingi altar mengampun yang maha luas
Astagfirullahalazim
MksFB, Desember 2009
Tong Sampah 4/12/09
Yang kurang jelas
Yang sedikit gelap
Yang hitam putih (dominan hitamnya)
Dan yang tidak terang-benderang
Semimeta bagian yang hampir pasti
Yang pasti adalah yang sejati meta
Yang terang hanya fenomena
Sedang neumena mendahuluinya
Neumena hampir pasti
Neumena = semimeta
Memilih yang terang = memilih fenomena
Padahal dia hanya degradasi rendah
Alhasil alam materi, alam sejarah, alam realitas…
Bukan wujud yang sesungguhnya
MksFB, Desember 2009
tong sampah 2/12/09
Disusun-susun serupa baris telur dalam nampan
Bersua makna mungkin juga tidak
Tak peduli dia sang kata tetap nagkring
Lalu berlabuh disembarang tempat
Berlaku menyerempet;
Menyenggol hati, kepala dan juga kaki kita
Ada yang sakit, mengeluh, mengerang;
Ada yang tertawa, sinis dan jumawa
kata memang mahluk bebas
Bukan abdi para pujangga
Berkata2lah!!! tapi jagan mengata2(i)ku...
MksFB, Desember 2009
Tong Sampah I/12/09
Hadir bilhuduri
Setiba bening sadarilah DIA yang datang menasut
Hamba sembah sujud padanya melahut
Tak mungkin lancang berjumpa jika ingin pecah bukit Tursina...
Hamba hanya mineral setangkup tercecer dina
Berharap Nur melimpah terang narang cahaya
Jiwa insan pendaki pincak ulya',
Maqam para kamil
Nirwana terakhir simpuhku pada altar ilahi raajiuuun
MksFB, Desember 2009
tong sampah 12/09
Jalinan kain satin dipintal dari sahara Arabi';
Bukan biasa kawan jika mereka berbijak santun pada syair
Kelana mereka menuju dunia tanpa batas membawa cinta melebihi cakrawala;
Adawiyah bertemu mahabbah....
Dinistakan Kota Roma karena Romeo gelap mata
Juga Laila kerana dia majnun rinai
Cinta bukan opera pinggir jalan…
Bukan drama ektase birahi…
Bukan cerita sinema…
Tapi antara aku dan Dia
MksFB, Desember 2009
Mengikat Makna
Tetapi Ketakutanku...
Purnama terbilang, lonceng bagi manusia melamur zaman bertepi mula. Usia seperti berlomba dengan cahaya sedang kebaikan tak semenarik paras jelita. Ia tertatih letih menawarkan diri, ditampik karena aku mulai lupa, buta, pekak, tuli dan bisu. Hikmah seperti bunga-bunga layu yg disepelekan kumbang terhempas jauh tinggalkan nurani dalamku. Hari ini aku bertingkah bak pesolek bermandi lipstick zaman;Aku yg pragmatis, aku yg hedonis, aku yg romantic…
Cita-cita kehidupan melambung pada bintang dan melekatkan angan di langit benda. Patri jiwa dicap buana sepatas mata telanjang memandang. Menangkap yang semu mengira yang sementara menganggap yang profan abai pada yang abadi. Diambang yang bernama ngarai kealfaan aku memandang takjub biru lembah seribu bunga dan sungai mengalir plastik. Elusan sementara anginnya membuai menekan hasrat melupa transenden wajibku; kesementaraan memang melenakan!!!
Mega-mega putih awan memantulkan potret diri yang bingung.Sesosok raga yang rapuh lemah pias potret kelana berhadapan pada jalan yang bercabang arah.Bukan potret tapi hanya sketsa hitam putih di tengah bayang-bayang tanpa lazuardi.Arah yang mana menuju kesempurnaan, menuju kesejatian?
Harapanku...
Di Usiaku kini yang ke....Aku yang hamba mohon selalu petunjukMU,bila kusalah benarkanlah bila aku bengkok luruskanlah bila kuberlebih kurangilah bila, bila,,,Ihdinassiatalmustaqim. Aminnnn
SELAMAT ULANG TAHUN WAHAI DIRIKU...........
395A, 18 Desember 200
Sunday, September 13, 2009
Tong Sampah 9
Aku ingin mengenalmu meski dg caraku yg tidak “sopan” (kira-kira!)…
kuceritakan karena siang itu telah mengantar takdirku;
sekilas kulihat sisi profilmu dalam sudut milik kawan di sampingku
fakta betapa dunia telah dilipat dan dunia hadir sejengkal di wajahku
hingga wajah seorang gadis hanya keping kecil di antara waktu
wajah yang berarti karena ada NAMA (...) ‘maaf aku tau namamu dari org lain!”
kecuali nama, angka 081xxxxx, adalah pelengkap eksistensimu “maaf lagi, aku ambil no. HP mu dri orng lain!!!”
huup! Dunia melampaui arus yang mencengankan, tak perlu takjub pada teknologi komunikasi! Sebab perempuan kadang mengalahkan segalanya (itu karena aku laki2)
dengan semangat 45 kuberanikan diri menekan angka-angka itu (kembali ke-08
/.;#$%&*($#@#..................
mengenalmu berarti ingin mengetahuimu;
kesan pertama, suara dg nada curiga
seperti biasa perempuan lekat dg bakat curiga lahiriyah
karena laki-laki sejatinya patut dicurigai (waspada !!!...)
itu karena perempuan tak hanya suka bunga (kejujuran yg lebih disukainya)
lalu sedikit angkuh engkau menodongku; “ aku tidak biasa memberikan no. hpku ke-orang yg tidak sy kenal #$%^ #%^ #$….”
Menjelaskan sesuatu pada perempuan serumit memahami paradigma cintanya…
Makassar, 2009
Akmalogikoe
pada rupa banyak bentuk yang kau ceritakan
seakan mengulang waktu,dalam dekapan
di tempat kita pernah berawal
dan katamu : "Engkau kurang Percaya Diri"
Aku kian penat dengan rangkaian banyak tanya
juga cerita segala cerita
sebab kuingin engkau tahu
Aku hanyalah sebuah AKMALOGI persahabatan yang resah
di sini bukan sajak birahi
sebab engkau suka cinta putih
disini tak ada bunga
sebab engkau seorang perempuan
Makassar, 2006
Tong Sampah 10
Kolibri terbanglah jauh
Bilakah esok atau kapan kau kan kembali
Disini ada cerita yang dimulai
Pada biru benua kita
Dan juga tarian bumi ilalang
Semerdu gesek perdu
Biola abadi hati kami
Dan ingat kala mayapada usapi lembut janji cinta..
Kamu pergilah jika kembali pasti…!
Atau jika sayapmu sehelai jatuh, melayang pelan
Sambutlah sepoi hingga disini
Sebab dipenantianku
Ku tlah akrab dengan seribu angin
Makassar 2006
Tong Sampah 11
Sejumput rindu di pagi ini
Memaksa menyapa pada apa saja
Sebab pada sosok, entah siapa???
Mengapa selalu seperti itu kisahnya
Dan masih pada nelangsa
Kita semaikan segala semu
Hanya pada yang diam pilihan di beranikan
Karena hanya itu yang pasti menerima
Makassar, 2006
Tong Sampah 12
Makassar,
anginmu dingin tikam tiap rasa
Kalimat jadi tak bertuah,
untuk malam yang ingin jelaskan keresahannya
Aku ada diantara setiap selip derita itu
Apa lagi yang tersisa??
Makassar, 2008
Tong Sampah 7
lagu harus mengubah; “seperti yang lainnya, lagu adalah alat perubahan kebudayaan”
Dan kudapati diriku melihat pagi
Terima kasih Tuhan
Karena Engkau telah menciptakan lagu ”Dan kurasakan hangatnya sinar mentari “
Ikang Fauzipun terus bernyanyi
Makassar, 2009
Tong Sampah 13
Sepotong Catatan yang belum tuntas…
tiba-tiba engkau datang mengendarai kabut
Tubuhmu berwarna putih berbalut kabut
Tapi tak seorangpun melihat persis wajahmu, tidak juga aku
Tiba-tiba kau menebar hawa dingin dalam alam yang basah
Hingga semua alam terpekur dalam sejuk
Tapi tetap wajahmu tak kelihatan
Sebab engkau bergaun kabut…
Dalam bait pelan pernah engkau menulis:
Hari-hari terasa menjadi cerah dibulan yang basah.
Meski kabut sering kali turun membawa hawa dingin dalam bentuknya yang putih laksana kapas yang diberaikan alam Dingin, sejuk dan putih.
Sebuah rasa dan warna yang dipastikan membingkai kesan dan rasa siapapun.
Suasana ini menyatukan aku dalam laksa rindu yang penuh, berat dan panjang di bulan Maret.
Rindu yang menghentak kesadaranku pada dia yang sekarang entah ada dimana?..
Pernah satu waktu, engkau kisahkan rindumu
Dan aku tau dibenakmu ada ribuan lipatan lembar-lembar esai rindu yang tak usai
Dan Maret kini menjelma lagi
Bulan yang penuh dengan kisah manusia-manusia yang merindu
Rindumu menjadikan rindukU bercerita…
Sinjai, 2009
KITA DI BOGOR
Gerai malam yang turun pada bumi basah sepanjang musim hujan
Bercerita teman dalam ingatan samar tentang kota ini
Selepas sore berangkat kami berjumlah sepuluh orang
Di belakang kami; kuucapkan selamat tinggal pada kenangan seminggu di Bandung;
pada sebuah rumah di lembah curam pinggir kota
Dan sungai kecil yang berair setengah jernih
Malam kini bukan lagi tentang kota Bandung, rumah dan sungai kecil itu,
tapi ingatan yang kian samar pada teman yang pernah bercerita tentang kota lain, Bogor
Ingatan yang kembali...
Dua buah buku; peristiwa dialoq tiba-tiba kamu menjelma serupa analogi
Engkau penjelaskan dirimu
Aku larut dalam labirin hingga kurasakan gelap
Ragamu kini sosok yang jelas berdiri 60 sentimeter di hadapanku
Kembali kurasakan lebur dalam setiap kalimat dan tulisan yang engkau rapalkan...
Dua buku itu aku pinjam karena angkau selalu ingin aku membacanya
Kini engkau benar; Bogor di waktu malam serasa ritmik
Tahun 1999 di Bulan Desember, bis malam bergerak pasti menuju Jakarta
Jakarta, 2001
Tong Sampah5
Hari ini banyak yang ingin aku katakan. Tapi entah apa yang membuatku kehabisan kata. Padahal ingin kutulis semua yang aku katakan.
Aku hanya duduk, sambil mendengarkan lantunan lagu Ebiet G Ade… bapak ibunya telah mati ditelan bencana tanah ini… tapi entah apa yang membuatku tak juga mampu menyusun kalimat. Tangan dan pikiran tak mampu melakukan akselerasi. Pikiran tetap sayup, mengabur, tak ada imajinasi. Kosong dan hampa… kembali Ebiet G Age..kemanakah... embun pagi..tak ada waktu lagi benahi diri, tak ada tempat lagi tuk kembali…
Sinjai , 24- 3-09
KINCIR ANGIN BACAkoe
Bermil-mil dari tempat ini kubanyangkan rekah bunga-bunga tulip dalam warna-warna cerah di negeri yang jauh
Negeri tempat kincir angin berputar sepanjang angin berhembus
Kanal-kanal besar yang akrab di mana-mana hingga seakan hidup manusia; makan tidur, berjalan, belanja dan kencan dll selalu “dibasuh” air
Ini adalah aku dan banyangan yang begerak jauh
Kepala yang dijejali seribu imajinasi setelah membaca sebuah cerita berlatar belakang Amsterdam. lalu tertidur.
Cerita lain tentang seorang gadis Suriname yang tiga kali ingin bunuh diri
Pertama di musim semi ketika dia sangat kecewa pada nasib cintanya setelah dikhianati oleh tunangannya. Dia melompat di sudut kanal di mana air di bawahnya memantulkan bayangan wajahnya yang kusut. Tapi seseorang mengangkatnya kedarat dan dia tak mejadi mati.
Lalu bunuh dirinya yang kedua gagal lagi. Nyatanya sari bunga tulip campuran alcohol berlebihan yang diminumnya, hanya membawanya masuk rumah sakit
Dan di rumah sakit dia mendapatkan kabar, bahwa perusahaan tempat kerjanya batal melakukan PHK.
Menjelang musim Natal diusianya yang ke 32 tahun, dia merasa kehilangan identitas dirinya. Dia menyakini dirinya telah melakukan upaya spirual yang berat. Rajin mendatangi kebaktian minggu di dekat tempat tinggalnya. Melakukan kerja-kerja social dan kemanusian hingga jauh ke negeri-negeri miskin. Tapi dirasakannya Tuhan tak juga hadir dalam dadanya. Tak ada mimpi yang jauh; menjadi manusia hampa di usia paruhbaya membuatnya mengambil keputusan tuk mati muda. Dia mencoba bunuh diri lagi…
Makassar, 14 09 2009
Tong Sampah 3
“Apa yang bisa dipahami? Rentang waktu & ruang dalam relativitas. Sedang pertemuan hanya nokta kecil dalam detik yang direduksi. Bahkan mungkin melampaui detik. Tapi kita hanya sering berbicara tahun (ulang tahun, tahun baru). Atau Ingatan yang disamarkan pada kesan yang hanya hinggap di tubuh dan jiwa bilogis kita. sedang gerak “terus” menuju pada titik awal di tempat ruang dan waktu dimulai. Yang manakah abadi dalam diri manusia?”
Makassar, 25 Desember 2005 (13;20 wita)
Tong Sampah 2
Di dalam laut aku ombak
Ketika gelap aku malam
Saat terang aku mentari
Bila kuncup aku bunga
Kala mendengar aku suara
Mungkin aku telah terjebak dalam relativisme yang tidak kupahami. Waktu-waktu yang akrab memberiku wejangan tentang kehidupan, dimana orang-orang di sekitarku hanya bertanya tentang satu hal. Sesuatu yang bembuatku hampir berkesimpulan, bahwa dalam hidup seorang lelaki usia 30-an tahun, hanya satu masalah penting, pernikahan! Aku belajar memahami banyak peristiwa. Aku belajar menganalisa peristiwa tersebut dengan kaca mata obyektivitas dan selalu berkesimpulan bahwa segala realitas sesungguhnya mampu dipandang dalan posisi tunggal, yaitu benar atau salah. Tapi yang terjadi malahan seringkali kejadian-kejadian itu berputar liar hingga mengacaukan teori-teori yang telah mapan sebelumnya. Gerak obyek nyatanya tak tak pernah indevenden. Nilainya sangat rentan dengan siapa yang menggerakkan, mengendalikannya. Interest!
Makassar, 12, 7, 2009
Tong Sampah 1
Sempat kubaca biografi Karen Armstrong “Menerobos Kegelapan”. Sebuah kisah diri yang sedang bergelut , mencari identitas manusia sejati. Terjadi petualangan rohani di dalamnya. Dan Karen Armstrong, berhasil menyadari kehadiran itu. Sebuah keniscyaan bagi setiap manusia; bahwa kejadian rohani itu, inheren pada tiap diri kita masing-masing. Sekalipun sedikit manusia yang terbiasa menyadari kejadian itu. Petualangan rohani, bergerak seperti sejarah hidup yang lain. Mengalir tiap saat. Menimbulkan sensasi, menggetakan jiwa. Membuat akal budi bergolak; melahirkan banyak imajinasi liar pada keadaan yang tak nampak tapi sekaligus mampu dirasakan.
MANUSIA, SEMESTA DAN TUHAN
Adakah nelangsa spiritual Karen Armstrong yang hampir saja ‘percaya’ ketika ia sampai pada ingatan terhadap Paulus, hadir menyeruak dalam relung-relung ingatannya yang diakuinya penuh dedikasi manusia suci, pernah menjadi kisah anonim kita? Ataukah ketika ia harus terbangun di waktu subuh bagian Yerussalem, kala syahdu azan menyeruak masuk, menggetarkan jiwanya, dan sesuatau yang asing menghentaknya? Sesuatu yang tak pernah disadari sebelumnya dalam peristiwa yang terlalu sering dilalui dalam keadaan tak sadar. Dimanakah kita di antara universalisme tersebut?
Malam, menjelang 25 Desember 2008.
Tak kupikir mesti ke Yerussalem, seperti Karen Amstrong megisahkan kesannya terhadap tempat itu. Cukup kita merenung disini saja. Sejauh mana kita mengevaluasi kondisi spiritual masing-masing. Disini saja………………………………………………………………….
Untuk yang besok natalan, Slamat natal aja dan jadilah lebih bijak dari hari kemarin dan hari ini .
malam dua puluh lima desember 2008
jesus terlalu lama pulas
kapankah dia dibangkitkan?
sang mesias ditunggu banyak orang
pada banyak negeri
oleh semuah bangsa?
Indonesia , mungkin yang terlalu merindukanmu
sebab di sini, negeri ini hampir tak lagi mengenal “kasih”
tidakkah kasih telah diamanahkan padamu
untuk bani israil
untuk semuah
ajarkanlah…jangan menunggu lama, bangkitlah ‘besok 25-12-2008”
Makassar, 24 Desember 2008.
Tong Sampah
Tiba-tiba sore begitu dekat menjelmakan beruntai-untai masa lalu.
Di bawah pohon setengah rindang dan hujan yang jatuh dalam butir-butir kecil pelan. Di tempat aku berdiri pada musim yang basah; kembali hari ini aku tak setia dengan janji meskipun aku pasti menjumpaimu.
Sebentar lagi hujan menyerah pada kabut dan semuanya pasti kembali pada ingatakan kita masing-masing.
Bukan pada masa lalu di sore yang basah
Bukan juga tentang nuansa sentimentil yang menderaku
Tapi karena hari ini aku telat lagi tiba di hatimu…
MAKASSAR, 6 JANUARI 2009
Monday, August 31, 2009
Tong Sampah 14
Yang datang! mengapa tiba-tiba aku mengingatmu. Seperti angin engkau mampu menerobos poriku....